Kerusakan Raja Ampat Jadi Momen Kampanye Wisata Sehat

Rusaknya terumbu karang Raja Ampat sepanjang 13.500 meter akibat tertabrak kapal pesiar asal Inggris MV Caledonian Sky, tentu menjadi tragedi yang mengusik hati para pencinta wisata bahari. Mengingat selain menjadi destinasi wisata, Raja Ampat juga merupakan kawasan konservasi yang berperan penting menjaga keberlangsungan sumber daya laut dan ekosistem yang lebih luas. 

Kerusakan Raja Ampat Jadi Momen Kampanye Wisata Sehat


Banyak hal yang bisa dilakukan traveler untuk tetap menjaga kelestarian laut. WWF, salah satu organisasi konservasi independen, baru-baru ini mengajak tiap orang untuk menjaga kelestarian alam laut melalui aplikasi Marine Buddies yang sudah tersedia di smartphone.

Melalui kampanye #TemanTamanLaut, WWF Indonesia mengajak traveler mengenali dan menjaga keindahan dan keunikan kawasan konservasi yang menjadi destinasi wisata di seluruh perairan di Indonesia, mulai dari Pulau Weh, Wakatobi, Alor, Hingga Raja Ampat. Tak hanya itu, melalui aplikasi tersebut, traveler juga bisa terlibat dan berkontribusi langsung dengan menilai kondisi suatu kawasan, mengawasi pengelolaan kawasan konservasi bahari, dan melaporkan aktivitas bahari yang tidak bertanggung jawab. 

Benja Victor Mambai, Plt CEO WWF Indonesia, mengatakan, Marine Buddies bisa menjadi media informasi yang edukatif dan bisa mempengaruhi tiap orang untuk memiliki perilaku wisata yang lebih ramah lingkungan. 

“Aplikasi ini dikembangkan supaya masyarakat ikut terlibat mengawasi pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam. Kontribusi masyarakat sangat penting untuk ditindaklanjuti pihak terkait, seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) maupun Kementerian Kingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),” ungkap Benja. 

Sementara itu Ramon Tungka, publik figur sekaligus traveler yang akrab dengan dunia wisata bahari juga turut menggugah masyarakat untuk mau memulai perubahan, dengan memulai praktik wisata baharu yang ramah lingkungan. 

“Banyak hal yang kita bisa lakukan untuk turut berkontribusi dalam ekowisata, misal dengan menilai dan mengawasi pengelolaan sumber daya dan keanekaragaman hayati laut di kawasan konservasi bahari lewat aplikasi Marine Buddies,” ujar Ramon. 

WWF Indonesia sendiri terus mengingatkan masyarakat untuk mulai melakukan tiga langkah sederhana menjaga kelestarian alam bahari, yaitu mengenali kawasan konservasi, mendukung praktik wisata bahari yang bertanggung jawab, dan mengawasi pengelolaan kawasan konservasi.

Mabuk Saat Naik Pesawat? Atasi dengan Tips dari Pramugari Berikut

saat berpergian ke tempat jauh, memang kerap terasa melelahkan. Banyak orang yang juga kerap mengalami mabuk di udara saat traveling jarak jauh. Ternyata, pramugari memiliki beberapa tips yang bisa Anda lakukan, untuk menghindari mabuk saat naik pesawat. 

“Untuk menaiki pesawat, pramugari diharuskan untuk sehat dan fit. Hal yang sama berlaku di semua keadaan, sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik kepada penumpangnya.” Ujar Hastari Agustien, Flight Service Manager, Garuda Indonesia yang ditemui di GATF 2017.

Cerita Odon Keke


Badan yang sehat menjadi kunci pertama untuk traveling dengan pesawat. Untuk itu, pastikan sebelum berangkat Anda memiliki tidur yang cukup, dan makan yang bergizi sehingga tetap segar dalam perjalanan. 

Cara lainnya yang biasa dilakukan oleh pramugari adalah mempersiapkan berbagai perlengkapan keselamatan yang dibutuhkan selama penerbangan berlangsung. Mulai dari keamanan diri sendiri dan orang lain yang berada di pesawat udara. 

Hal ini juga bisa Anda terapkan dalam persiapan berangkat dengan pesawat. Pastikan membawa berbagai obat yang mungkin digunakan dalam perjalanan, dan gunakan pakaian senyaman mungkin agar gejala mabuk saat traveling dengan pesawat terbang dapat dihindari dengan baik. 

“Berbagai permasalahan kesehatan yang ada ketika pramugari bertugas, pada umumnya bisa diobati dengan istirahat yang cukup. Bagi pramugari, kesehatanlah yang terpenting agar bisa melayani para penumpang sebaik mungkin.” tutup Hastari.